Alhamdulillah

A=Alhamdulillah

Friday, May 27, 2005 at 3:45 PM

Manipulasi kehidupan

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk.
Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan
menyuruh memaku satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia kehilangan
kesabarannya atau berselisih paham dengan
orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya
berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan
bahwa lebih gampang menahan diri daripada
memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi
memaku sebatang paku pun dan dengan gembira
disampaikannya hal itu kepada ayahnya.

Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut
sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia
berhasil menahan diri/bersabar.Hari-hari berlalu
dan akhirnya tiba harinya dai bisa menyampaikan
kepada ayahnya bahwa semua paku sudah
tercabut dari pagar.

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan
berkata :Anakku, kamu sudah berlaku baik,
tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang
ada dipagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti
semula.Kalau kamu berselisih paham atau
bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu
meninggalkan luka seperti pada pagar.

Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang
dan mencabutnya kembali, tetapi akan
meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau
meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka
melalui ucapan sama perihnya seperti luka
fisik.

Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka.
Mereka membuatmu tertawa dan memberimu
semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika
itu kau perlukan, mereka menunjang dan
membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman- temanmu
betapa kau menyukai mereka.

Kirim surat ini kepada mereka yang kau anggap
teman, walaupun berarti kau mengembalikannya
kepada yang mengirimkannya kepadamu.
Bila pesan ini kembali padamu, itu berarti bahwa
kau mempunyai lingkaran teman.

Untuk mengakhiri : Keindahan persahabatan
adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu
dapat mempercayakan rahasia.
(Alessandro Manzoni)

Beberapa baris untuk direnungkan

Jika kau menerima pesan ini, ketahuilah bahwa
ada orang yang bermaksud baik padamu dan
bahwa dari dirimu ada juga orang yang kau kasihi.

Jika kau terlalu sibuk untuk menyisihkan beberapa
menit untuk meneruskan ini kepada orang lain dan
berpikir : Saya akan melakukannya beberapa
hari yang akan datang,Lupakan saja!!!!! karena
mungkin kau tidak akan pernah melakukannya.

Entah kau percaya tahyul atau tidak..
Sisihkanlah beberapa menit untuk membaca ini.

Ada beberapa pesan yang baik untuk jiwa kita.

Berilah kepada orang lebih dari yang mereka
harapkan, dan lakukan secara bijaksana.Yakinlah
pada dirimu ketika berkata :
Aku mencintai mu.

Jika kau berkata : Aku menyesal, tataplah mata
lawan bicaramu.Jangan permainkan harapan orang
lain.Mungkin kau bisa tersinggung, tetapi itulah
satu- satunya cara untuk menjalani hidupmu.
Jangan adili orang lain, tetapi adili dirimu secara
kritis.Bicaralah pelan, tetapi cepat dalam berpikir.

Jika kau ditanya sesuatu yang tak ingin kau
jawab,senyumlah, dan tanya : Mengapa
kamu mau tahu? Ingatlah bahwa kasih yang
paling indah dan sukses yang terbesar
mengandung banyak resiko.

Jika kau kalah, jangan lupakan pelajaran dibalik
kekalahan itu. Hargai dirimu. Hargai orang lain.
Bertanggung jawablah atas tindakanmu. Jangan
biarkan selisih paham merusak indahnya
persahabatan.

======================
email yg diforwardkan...

Thursday, May 26, 2005 at 10:31 AM

2 tahun berlalu sudah..

2 tahun berlalu sudah
mengenal hati budi
merendahkan iri peribadi

2 tahun berlalu sudah
bertatih tingkah saksama
belajar mengayam sabar
mengenal aksara maaf
membaca setiap rasa
terdidik menjadi dewasa

2 tahun berlalu sudah
segala yang belum terlunas
dengan kata yang belum terlafaz

2 tahun berlalu sudah
2 tahun yang bakal berubah
semoga kita tetap di situ
dengan segala rasa menyatu

=========================

Terima kasih :)

Friday, May 20, 2005 at 10:42 AM

Perginya seorang Dharmawijaya

Dharmawijaya ketengahkan kisah kampung ke bandar
Oleh NAZERI NONG SAMAH (WARTAWAN UTUSAN) 22 April 2005
BAGI penggemar dunia kesusasteraan nasional sudah tentu amat mengenali kehebatan dan kemasyhuran sasterawan Dharmawijaya atau nama penuhnya Kamaruzzaman A. Kadir yang diakui sehingga ke rantau ASEAN.
Puisi Kampung Talang bertemakan kecintaan sejati terhadap kampung kelahiran karya Dharmawijaya terus hidup segar dalam jiwa dan pemikiran para pelajar sekolah menengah yang pernah mengambil mata pelajaran Kesusasteraan Melayu dengan menggunakan teks antologi puisi Di Penjuru Matamu bagi peperiksaan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) pada tahun 1970-an.
Malah Dharmawijaya, 68, juga adalah antara penerima Anugerah Penulis Asia Tenggara (SEA Write Award) 1993 sebagai pengiktirafan berprestij terhadap perjuangannya dalam bidang kesusasteraan yang berkualiti.
Namun bak kata pepatah: ``Gajah mati meninggalkan tulang, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama,'' maka begitulah halnya dengan Allahyarham Dharmawijaya yang meninggal dunia semalam.
Dharmawijaya menghembuskan nafas terakhir akibat sakit kanser paru-paru di Hospital Seremban, kemudian dibawa pulang ke kediamannya di Taman Rashidah Utama, Senawang sebelum disemadikan di tanah perkuburan Islam Makam Haji Said, Seremban semalam.
Seorang rakannya, bekas pensyarah Universiti Putra Malaysia (UPM), budayawan dan pe-nulis sastera, Aripin Said menyifatkan bahawa kematian Dharmawijaya juga mengakibatkan dunia kesusasteraan tanah air kehilangan seorang pejuang sastera yang berilmu dan gigih berkarya sehingga ke akhir hayat.
``Kelebihan Dharmawijaya ialah keupayaannya membawa sawah ladang ke tengah kota dengan warna-warna indah kampung halaman menerusi puisi-puisinya, terutama puisi Kampung Talang yang amat dikenali oleh para penggemar karya sastera tanah air,'' katanya.
Menurut Aripin, pemergian Dharmawijaya juga ibarat ungkapan: ``Jasad berkubur, budi bertabur'' yang pernah disebut orang kepada Seniman Agung Allahyarham Tan Sri P. Ramlee sebelum ini.
Betapa tidak, budi Dharmawijaya bukan sedikit sebagai pendidik berdedikasi kepada anak bangsa dan jawatan terakhirnya ialah sebagai pensyarah tamu di UPM.
Dharmawijaya lahir di Kampung Talang, Negeri Sembilan pada 23 Jun 1937 itu pernah menjadi guru Bahasa dan Kesusasteraan Melayu selama 20 tahun di beberapa buah sekolah menengah, sebelum bertugas sebagai pensyarah sambilan Kebudayaan dan Kesusasteraan Melayu di Pusat Latihan Daerah (1966-1968) di Negeri Sembilan.
Seterusnya bertugas sebagai penyelidik sastera di Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP), Kuala Lumpur (1971-1973) diikuti sebagai editor, penyunting serta penilai manuskrip dan buku.
Di samping itu beliau pernah menjadi penulis skrip dan pantun untuk rancangan Dondang Sayang di TV1 RTM (1971-1973), selain aktif menjelajah ke seluruh tanah air menyampaikan ceramah penulisan kreatif, khususnya dalam genre puisi untuk sekolah mahupun persatuan-persatuan penulis negeri.
Dharmawijaya juga pernah bertugas sebagai Pensyarah dan Prof. Madya Jabatan Pengajian Melayu, Universiti Malaya, Kuala Lumpur (1980-1994) sebelum berpindah ke Fakulti Pengajian Bahasa Moden, UPM.
Dharmawijaya menghasilkan sekitar 30 buah buku ilmiah termasuk 15 buah buku kreatif yang terkenal antaranya ialah Warna Maya (1974), Di Penjuru Matamu (1975), Nasionalisme Dalam Puisi Melayu Moden 1933-1957 (1982), Lagu Kehidupan (1983), Bintang Mengerdip (1984), Bunga Gerimis (1986), Derita Buana (1992) dan Gurindam Alam (1994).
Anugerah yang pernah diterima oleh Dharmawijaya ialah Hadiah Sastera Malaysia genre puisi tahun 1971, 1976, 1982/83, Hadiah Sastera Malaysia bahagian buku 1982/83 dan Anugerah Penulis Asia Tenggara (SEA Write Award) 1993.


======================

2 minggu lepas abah ada bagitau tentang berita lelayu ini
cuma hari nih sempat kucari berita tentangnya
turut berdukacita...
teringat sepanjang 1996-2004, aku akan menemuinya ...pasti di bulan ogos :)
sering aku dihakiminya.
nostalgia 2003
"Awak buat apa di sini?" sapa allahyarham
"Saya....(memberi jawaban). Saya...(berusaha mengenalkan diri)"
"Saya kenal" aku tersipu malu.
Alangkah mengebu hati bila disapa oleh seorang yang besar namanya sedang aku siapa?
nostalgia tetap di situ...tanpa diusik, berdebu.
kutitip Al-Fatihah dari seorang anak kepada seoarang bapa.
Semoga rohmu dicucuri rahmat.Amin.

Thursday, May 19, 2005 at 6:06 PM

An Nuur : 35

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (iaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

=========================
kita selalu menyebut-nyebut ttg khatam membaca al-quran
tp pernah kita tidak menyebut-nyebut khatam membaca tafsir dan memahami seluruhnya...?

Monday, May 09, 2005 at 10:03 AM

Kasihi mereka!

Nabi SAW melihat seorang lelaki bersama seorang anak, lalu beliau SAW bertanya kepada si anak, "Siapakah orang ini?" Si anak menjawab, "Ayahku". Nabi SAW bersabda, "Janganlah engkau berjalan di mukanya, jangan melakukan hal yang menyebabkan dia mencacimu, jangan duduk sebelumnya dan jangan memanggil namanya."

Kitab Ibnu Sinni melalui Ubaidillah Ibnu Zahar r.a yang mengatakan, "Termasuk menyakiti orang tua ialah bila engkau memanggil namanya dan berjalan di depannya."

Ya Allah, permudahkanlah segala urusanku di sini untuk segera kuberbakti kepada keduanya. amin.

Monday, May 02, 2005 at 11:14 AM

Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar itu, H.M Anis Matta

"Jangan pernah bermimpi mencari pasangan yang ideal, tapi carilah pasangan yang tepat. Kita tidak sedang berfikir mencari isteri atau suami yang unggul. Carilah yang tepat dengan bingkai kita, dengan keperibadian kita sebab ternyata tidak semua orang yang cerdas membutuhkan (memerlukan) orang cerdas lain, tidak semua orang gagah membutuhkan wanita cantik."

Buat Nazuha, jaga kesihatan ya :) Anugerah yang terindah bisikanlah dengan ucapan cinta seorang ibu kepada buah hatimu. Intel97 bakal tambah anak saudara lagi..hihihi.Alhamdulillah :)

at 10:50 AM

Lapaq Gulai Rebung :D

Untuk anak bongsu Hj Talib (Cik Wa ..Siti Salwa Hj Talib. Dok teringat strawberry tea :) )dan anak sulung Orang Bukit Mertajam,
Selamat bertunang dan bila intel97 nak makan nasi kenduri?..hihihi. Orang Yogya balik bulan Julai. Lapaq ni nasik gulai rebung :)

Sunday, May 01, 2005 at 11:29 AM