Hari tu..aku pernah menonton di tv wawancara bersama sasterawan cilik Indonesia-adik Faiz...terkagum2 juga...
Bakat muda yang dikesan sejak umur 2 tahun oleh seorang bonda yang amat prihatin..
Semasa umur Faiz 2 tahun, si ibu berbicara dengan si anak
"Faiz, Bunda menyayangimu melebihi seisi dunia"
dalam tutur anak kecil, Faiz menjawab..
"Bunda, Faiz menyayangi bunda melebihi seisi syurga"
SubhanAllah... :)
dan baru-baru ini, aku menerima email dari seorang teman sekampus..
Sajak Anak 8 Tahun Menjelang PemiluPublikasi:
Hari ini Faiz pulang cepat dari sekolah.
Sambil bermain komputer, ia menanyakan berbagai hal
tentang Pemilu 2004. Tentang KPU, usia pemilih dan
yang dipilih, tentang artis yang menjadi caleg,
tentang apa dan siapa yang disebut politikus busuk,
soal bagaimana mekanisme pemilihan bagi para tunanetra
dan masih banyak lagi. Saya sampai kewalahan
menjawabnya. Ia terus mengoceh ini itu. Saya katakan,
"Bagaimana kalau Faiz tulis apa yang ingin Faiz
sampaikan seperti biasa? Siapa tahu bisa jadi puisi
bagus?"
"Iya, Bunda," katanya ringan.
Tapi kemudian ia menghilang dan saya temukan sedang
asyik membaca buku cerita "Kluntung Waluh" di garasi.
Satu jam kemudian ia sudah sibuk menceritakan kembali
isi buku tersebut pada kedua pembantu kami.
Kluntung Waluh bercerita tentang seorang anak kecil
miskin yang lahir tanpa kaki dan tangan. Namun ia tak
pernah mengeluh dan rajin membantu ibunya. "Anak kecil
aja bisa begitu!" seru Faiz.
Ia kembali masuk ke kamar dan duduk di depan komputer.
Saya pikir, ia akan bermain game atau menulis tentang
Kluntung Waluh yang telah menyentuh hatinya. Ternyata
tidak.
Menjelang salat jum'at, jadilah puisi di bawah ini.
Puisi yang sangat menyentuh bagi saya, hingga saya
menitikkan airmata. Dan sambil memiringkan kepalanya,
menatap saya serius, Faiz malah bertanya, "Mengapa sih
bunda menangis lagi karena puisi?"
SAJAK ANAK 8 TAHUN, MENJELANG PEMILU
Bunda.
mengapa anak 8 tahun.
tak boleh ikut pemilu?
Karena kalau kami bisa memilih.
kami akan pilih.
mereka yang berbudi.
dan selalu peduli.
yang tak pentingkan diri sendiri
tak pernah melanggar hukum.
serta paling anti korupsi.
Kami pasti memilih
mereka yang berwawasan
namun takut pada Tuhan.
Tak usah tawari kami uang.
apalagi permen atau mainan.
kami tiada sudi.
sebab kami pemilih sejati.
yang rindu senyuman negeri.
maka orang-orang yang tak bersih.
menyingkirlah dari jalan ini.
Bunda, mengapa anak 8 tahun.
tak boleh memilih.
dan harus menunggu.
sampai 2014?
Sebab andai bisa memilih.
dalam pemilu ini,
kami akan pastikan yang terbaik.
bagi Indonesia.
9 Januari, 2004, Abdurahman Faiz.
Helvy Tiana Rosa
*Faiz Abdurrahman, adalah pemenang Pertama Lomba
Menulis Surat untuk Presiden Tingkat Nasional,
Kategori Kelas I-III SD dalam Rangka Hari Anak 2003,
dan diumumkan pada 10 Agustus 2003, di Taman Ismail
Marzuki, Jakarta.